Kebersamaan bukan harus sama :)
Tuesday, December 25, 2012A : "Bagaimana Natalmu?"
B : "Baik, kau tidak mengucapkan "Selamat Natal"
padaku?"
A : "Tidak. Agama kami menghargai toleransi antar agama,
termasuk kepada agamamu. Tapi masalah ini, agamaku melarangnya."
B : "Tapi kenapa? Bukankah hanya sekedar kata-kata?! Teman
Muslimku yang lain mengucapkannya padaku."
A : "Mungkin mereka belum mengetahuinya. Oya, bisakah kau
mengucapkan dua kalimat syahadat?!"
B : "Oh tidak. Aku tidak bisa mengucapkannya. Itu akan mengganggu
kepercayaanku."
A : "Kenapa? Bukankah itu hanya kata-kata?! Ayo,
ucapkanlah."
B : "Baiklah, sekarang aku mengerti..."
Kebersamaan bukan harus sama :)
"Dan mereka berkata: 'Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil
(mempunyai) anak'. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang
sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah,
dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah
mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil
(mempunyai) anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan
datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba." (QS.
Maryam: 88-93)
Sesungguhnya umat Kristiani telah berlaku lancang kepada Allah dengan
menuduh-Nya telah mengangkat seorang hamba dan utusan-Nya sebagai anak-Nya yang
mewarisi sifat-sifat-Nya. Karena ucapan mereka ini, hamper-hampir langit dan
bumi pecah karenanya.
Maka tidak mungkin seorang muslim yang mentauhidkan Allah akan ikut
serta, mendukung, mengucapkan selamat atasnya, dan bergembira dengan
perayaan-perayaan hari raya tersebut yang jelas-jelas menghina Allah dengan
terang-terangan. Keyakinan ini membatalkan peribadatan kepada Allah, karena
inilah Allah Ta'ala menyifati Ibadurrahman bersih dari semua itu:
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ
"Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu. . ."
(QS. Al Furqaan: 72)
Makna al Zuur, adalah hari raya dan hari besar kaum
musyrikin sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas, Abul 'Aliyah, Ibnu sirin, dan
ulama lainnya dari kalangan sahabat dan tabi'in.
Namun di tengah-tengah zaman penuh fitnah ini, prinsip akidah yang
sudah tertera sejak 1400 tahun yang lalu mulai digoyang dan dianulir. Atas
dalih toleransi umat beragama, menghormati perayaan agama orang lain. Dengan
dalih kerukunan antarumat beragama, sebagian umat Islam ikut-ikutan merayakan
dan memeriahkan hari besar kufur dan syirik ini. Sebagian mereka dengan suka
rela mengucapkan selamat kepada orang-orang kafir atas hari raya mereka yang
berisi kekufuran dan kesyirikan terebut.
Lebih tragis lagi, pembenaran saling mengucapkan selamat atas hari raya
antar umat beragama dilontarkan oleh para tokoh intelektual Muslim. Tidak
sedikit mereka yang bergelar Profesor dan Doktor.
Seorang muslim haram memenuhi undangan mereka dalam perayaan ini,
karena ini lebih besar dari mengucapkan selamat kepada mereka, karena dalam hal
itu berarti ikut serta dalam perayaan mereka. Juga diharamkan bagi kaum
muslimin untuk menyamai kaum kuffar dengan mengadakan pesta-pesta dalam
momentum tersebut atau saling bertukar hadiah, membagikan permen, parsel,
meliburkan kerja dan sebagainya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu
'alaihi wasallam,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan
mereka.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan Ibnu Hibban)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah dalam
bukunyaIqtidha’ ash-Shirath al-Mustaqim Mukhalafah Ashab al-Jahim menyebutkan,
“Menyerupai mereka dalam sebagian hari raya milik mereka menumbuhkan rasa
senang pada hati mereka (kaum muslimin) terhadap keyakinan batil mereka. Dan
bisa jadi memberi makan pada mereka dalam kesempatan itu dan menaklukan kaum
lemah.” Demikian ucapan beliau rahimahullah.
Dan barangsiapa melakukan di antara hal-hal tadi, maka ia berdosa, baik
ia melakukannya sekedar basa-basi atau karena mencintai, karena malu atau sebab
lainnya. Karena perbuatan tersebut termasuk bentuk mudahanan (penyepelan)
terhadap agama Allah dan bisa menyebabkan teguhnya jiwa kaum kuffar dan
membanggakan agama mereka.
(Al-Majmu’ Ats-Tsamin, Syaikh Ibnu Utsaimin, juz 3 diunduh dari situs
islamway.com) [PurWD/voa-islam.com]
0 comments
makasih ya udah baca :)
tambah makasih kalo mau kasih comment dibawah ini ^____^