Dan demi waktu Dhuha...
Tuesday, August 21, 2012
Bismillahirahmanirahiim...
Alhamdulillah, buka puasa bersama
dengan anak-anak asuh telah berjalan dengan baik, :) syukur alhamdulillah, dana
yang terkumpul lebih dari 2,5 juta..
Sebuah angka yang tidak sedikit
mengingat tidak banyak waktu yang diperlukan untuk penggalangan dana kegiatan
ini.. Tapi sekali lagi, Allah tunjukkan kekuasaannya kepada kami dibulan
ramadhan ini..
Ada kisah menarik dibalik
tercapainya kegiatan ini, saya mencoba untuk berbagi melalui tulisan ini,
semoga bisa meningkatkan keyakinan dan keimanan kita pada keesaan Allah swt..
Pagi itu, hari rabu, 15 Agustus
2012, yang notabene hari H buka puasa bersama di panti yatim dan dhuafa Bina
Ummat. Tapi yang membuat saya resah adalah, belum adanya jarkoman, info atau
hal kecil apapun yang menyatakan acara ini fix akan kita lakukan hari ini. Saya
mencoba menanyakan kabar progress acara kepada saudari saya yang luar biasa
Sinta Prawitasari sebagai penggagas kegiatan ini, tapi sayangnya sampai
menjelang waktu dhuha tak ada balasan apapun di handphone saya.
Hemm.. Bagaimana saya bisa
mendapatkan kepastian ? Pukul 16.00 sore ini, kami harus sudah membeli ta’jil,
makan besar dan mungkin jika dananya ada, sedikit santunan untuk anak-anak di sana
sebagaimana rencana kami di awal. Tapi bagaimana caranya ? Bahkan tidak ada 1
orangpun yang mengkonfirmasi kepada saya telah mengirimkan sejumlah bantuan ke
rekening saya.
“Ya Allah.. Jika kau Ridho,,
semoga niat baik ini bisa kami tunaikan Ya Rabb..” Panjatku dalam hati.
Setelah bersih-bersih dan
mengambil wudhu, kutunaikan hak tubuh ini untuk menunaikan shalat dhuha, 2
rakaat pertama.. Ditambah 2 rakaat lagi.. Dan disujud yang terakhir.. Aku memelas
belas kasih Allah pada kami semua, semoga kami diberi kemampuan untuk bisa
mendapatkan rezeki dan berbagi dengan anak-anak panti.
Perasaan yakin menggenap dihati
saya. Teringat janji pada Sinta untuk mencari donatur untuk kegiatan ini. Saya
beranikan diri menuliskan beberapa karakter huruf di handphone saya dan
mengirimnya kepada 3 orang. Ya.. Hanya 3 orang. 3 orang dosen yang entah
kenapa, saya yakin akan membantu saya.
Hanya dalam hitungan detik, 1
balasan terlihat di layar handphone saya.
“ibu titip zakat ya, jumlah
anaknya ada berapa ?”
Kata-kata singkat, yang entah
mengapa bisa langsung membuat tubuh ini lemas.
Saya coba ingat berapa angka
pasti saat survei ke panti waktu itu. 13. Tapi tunggu ?? Apa iya ya ?
Karena tak yakin, ku tekan tombol
hijau pada hpku, Sinta yang kutuju, tapi sayang, tidak ada jawaban.
Langsung saja kubalas..
“alhamdulillah, insya Allah ada
20 anak bu, maaf bu, Ibu mau menyalurkannya via apa ? “
“ervina hari ini ke kampus ?” Sms
masuk berikutnya
Sebenarnya aku tidak ingin ke
kampus, karena tujuanku langsung pulang, tapi demi ini aku rela ke kampus dulu.
Tapi belum selesai aku berpikir, sms
berikutnya masuk.
“atau Ibu transfer via rekening
juga bisa, ada nomor rekening?”
Wajahku cerah. Dengan sigap ku
kirim nomor rekeningku dengan sejelas-jelasnya.
“Ibu titip ya, 1 orang 50 ribu,
dan juga untuk buka puasa dan makannya.. Total yang Ibu kirim 1.500.00 ya er”
Air mataku hampir tumpah. Dengan
gemetar ku paksa jariku menulis kata-kata terbaik yang bisa kuucapkan untuk
mengucapkan terimakasih banyak untuk beliau. Tak henti bibirku melafal hamdalah
berulang-ulang. Subhanallah.. Betapa aku mencintai-Mu Ya Allah..
Setelah mendapat sms ini, semakin
semangat aku menatap cucian yang sedari tadi ingin ku cuci. Tak pikir panjang
ku segerakan mencuci. Aku ingin online
sesegera mungkin untuk mengabarkan acara hari ini fix kita laksanakan.
Sebelum mulai mencuci, ku
kirimkan jarkoman singkat untuk sinta, putri, niki, dan abang tentang dana
donatur dan fixasi acara. Dan setelah semua sms terkirim, 1 sms berikutnya dari
nama yang berbeda masuk.
“Ibu titip untuk mereka ya, Ibu
minta nomor rekening mu ya, trims” begitu kira-kira yang tertulis.
“alhamdulillah” lirihku. Ku forward sms nomor rekeningku yang
sebelumnya telah kukirim, ke nomor yang berbeda. Aku hanya mampu berterimakasih
kepada mereka yang membalas sms ku tanpa ku sangka-sangka sebelumnya. Tak lama,
beliau konfirmasi telah mentransfer sejumlah Rp 250.000 ke rekening ku. Dan
entah mengapa senyumku tak berhenti mengembang pagi itu.
“maka nikmat Tuhanmu yang manakah
yang engkau dustakan?” (Q.S. Ar-rahman:13)
Kulanjutkan agenda mencuciku.
Kuletakkan handphone tepat dibelakangku. Berselang sms dari dosenku yang ketiga
masuk.
“maaf ya er, Ibu sudah mudik,
lain kali jangan dadakan ya, semoga lain kali Ibu bisa gabung dengan kalian”
Dengan senyum mengembang
kutuliskan balasan terbaik yang bisa kutulis, kusampaikan salam untuk keluarga
beliau dikampung dan ku selipkan juga janji, untuk tidak mengadakan kegiatan
dadakan lagi di lain hari.
Selesai mencuci, ku buka laptopku
dan online menuju grup bukber sesegera
mungkin. Kutuliskan keterangan sedetail mungkin terkait acara hari ini. Ku ‘tag’ nama-nama member grup seteliti mungkin. Setelah kurasa cukup, ku matikan
laptopku dan bergegas beres-beres.
Ciledug, I’m
coming.... Begitu update terakhirku.
Selama dikendaraan, aku tak
berhenti berkoordinasi dengan Sinta. Alhamdulillah, Sinta sudah bisa dihubungi
sebelum dzuhur tiba. Sambil menuju ke rumah temanku untuk mengambil pinjaman
lcd, kami fixasi pembagian jobdesk diantara kami, dari mulai ta’jil, makan,
camdig, speaker dan sebagainya.
Tetapi, ketika semua dirasa
hampir rampung, Sinta mengabarkan bahwa tempat kami akan santunan hari ini,
telah di booking oleh orang lain dan
kita tidak bisa melangsungkan acara hari ini.
Aku terdiam. Yang terlintas dalam
benakku, rupanya kami telah kalah dalam ber-fastabiqul
khoirot.. Kalah berlomba-lomba dalam
kebaikan.
Tapi mau bagaimana lagi? dana yang ada direkeningku harus tersalurkan. Setelah
berdiskusi via telepon genggam, kami sepakat untuk memundurkan acara menjadi
esok hari di tempat yang berbeda. Di panti asuhan sosial An-Najah Pesanggrahan.
Kamipun memutuskan untuk melakukan insidental rapat pertama sore ini di rumah
Sinta. Karena jujur saja, selama ini kami selalu rapat via online atau via sms.
Setelah kurang lebih 3 jam
perjalanan, tiba juga di rumah Sinta. Kami pun segera mem-plotting uang yang telah terkumpul dan membuat anggaran untuk esok
hari.
‘tantangan’ berikutnya hadir.
Jumlah anak panti meningkat
hampir 3x lipat. Jumlah di awal saat di panti Bina Ummat hanya 13 anak,
sedangkan di panti yang baru ada 33 anak. Kami optimis tapi miris.
Perlahan, kami coba membagi-bagi
uang santunan ke dalam amplop terlebih dahulu untuk menentukan berapa total
dana yang kurang. Dan ternyata uang yang terkumpul baru cukup untuk dana
santunan 33 anak dan ta’jil sebesar 100 ribu, dana makan serta minum es belum
ada sama sekali, padahal total biaya untuk makan dan minum es hampir 1 juta dan
uang yang tersisa kurang lebih 300-400 ribu lagi.
Lagi-lagi kami mencoba tetap
optimis. Allah bersama orang-orang yang sabar. Kami akan coba maksimalkan malam
itu untuk mencari jalan keluar.
Dan pada akhirnya, segala puji
bagi Allah yang telah memperkenankan acara itu berlangsung dengan baik.
Alhamdulillah, keesokan harinya Allah memberikan rezeki untuk adik-adik kita.
Atas rezeki dan izin-Nya kami diberi kemampuan untuk memberikan santunan dan
menyediakan 50 paket nasi padang, es kelapa serta ta’jil yang insya Allah lebih
dari cukup.
Dan alhamdulillah, yang mulanya
kami kira akan defisit, ternyata justru lebih, bahkan Allah beri kami
kesempatan untuk menyumbang sejumlah uang untuk kemakmuran panti juga.
“Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti
memberikan karunia-Nya kepadamu,
sehingga engkau puas.
Bukankah Dia mendapatimu
sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi (mu).
Dan Dia mendapatimu sebagai
seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
Dan Dia mendapatimu
sebgai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
Maka terhadap
anak yatim jangalah engkau berlaku sewenang-wenang.
Dan terhadap orang yang
meminta-minta, janganlah engkau menghardik(nya).
Dan terhadap NIKMAT TUHANMU,
hendaklah engkau nyatakan (dengan BERSYUKUR).”
(Q.S AD-DHUHA:5-11)
Alhamdulillah...
Sungguh nikmatnya berbagi...
Wallahua’lam bis showab..
#
Di akhir tulisan ini, izinkanku
ucapkan terima kasih tak terhingga untuk semua pihak yang telah membantu dan
mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung terlaksananya kegiatan
ini. Khususnya untuk saudariku Sinta, terimakasih telah menggagas kegiatan
mulia ini, menjadi pembuka jalan bagi kami semua berbuat baik di bulan baik
ini. Terimakasih telah memberiku kesempatan untuk mewujudkan mimpimu yang indah
ini J
Untuk niki, putri, abang,
shuradi, alfian dan vivit, terimakasih telah membantu dan menyempatkan hadir
ditengah-tengah waktu kerja kalian.. Terimakasih telah menjadi bagian dari
kebahagiaan mereka, terimakasih untuk semuanya..
Untuk kalian bertujuh, semoga
Allah membalas kebaikan kalian dengan kebaikan yang tiada tara, niat baik ini
pasti berbuah manis. J
semoga doa yang kita panjatkan bersama di akhir acara, di sela-sela adzan isya
dan iqomah (dimana merupakan waktu mustajab untuk berdo’a) diijabah oleh Allah
subhanahu wata’aala.
Terakhir, untuk semua pihak,
terutama donatur kegiatan ini, tak ada yang mampu kami berikan untuk membalas
ketulusan dan kebaikan kalian pada mereka, kecuali doa kami semoga Allah
berikan pahala dan balasan yang berlipat ganda.
Dan untuk kita semua, saya mohon
maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan yang dilakukan, atas keterbatasan
diri ini memenuhi hak-hak kalian atas informasi dan fasilitas yang memadai,
mohon maaf belum bisa menjadi saudari yang baik untuk kalian. Semoga Allah
perkenankan kita bertemu dengan ramadhan tahun depan dan diberikan kesempatan
untuk berbagi lagi di lain kesempatan. Allah bersama kita...
Saudarimu,
Ervina Maulida
0 comments
makasih ya udah baca :)
tambah makasih kalo mau kasih comment dibawah ini ^____^