Taushiah ust.Utsman bin Seif

Tuesday, October 08, 2013

Sebagian Muslim, begitu giat beribadah, shalat, membaca Al-Qur'an dan zikir hingga menangis dan wajah pucat. Namun ia kosong dari amal untuk umat, tidak peduli terhadap dakwah Islam dan kelalaian manusia dari agamanya.

Di sisi lain, ada Muslim yang hampir seluruh waktunya terkuras untuk pembinaan umat. aktif membuat seminar kajian islam, berdemo tiap minggu, dan menyerukan Islam di mana-mana.
Namun, jiwanya kosong dari kenikmatan ibadah. Al-Qur'an jarang dibaca, zikir tidak sempat, bahkan untuk shalat sunah Rawatib pun diabaikan karena lelah.

Bagaimana seharusnya bertindak dalam hal ini. Salafus shalih menunjukkan kepada kita bagaimana membagi porsi antara dua kebutuhan ini, dalam infak, shalat berjamaah, menjaga diri dari makanan haram dan lain-lain.
contoh pembinaan diri & pembinaan umat :

>>> pelajaran dari umar bi khattab <<<
Umar bin Khattab yang ketinggalan satu rakaat shalat Ashar di Masjid hanya karena beliau sedang asyik berada dalam kebun kurmanya. Mengetahui dirinya telah tertinggal satu rakaat dalam berjamaah,Umar pun begitu menyesali perbuatannya Seusai shalat, ia langsung menjumpai Nabi Muhammad shallallahu alahi wasalam untuk menyampaikan semua kejadian tersebut. Lalu ia berkata, “ Ya Rasulullah, kebunku ini telah menyebabkan saya lalai dalam shalat. Oleh karena itu saya sedekahkan kebun ini fi sabilillah. Gunakanlah sekehendakmu.”
Ibnu Masud berkata : “Sesungguhnya Islamnya Umar bin al-Khattab adalah suatu kemenangan, dan hijrahnya adalah suatu pertolongan, dan kepemimpinannya adalah rahmat, demi Allah kami dahulu tidak mampu shalat di Baitul Haram hingga Umar masuk Islam, tatkala Umar masuk Islam dia melawan orang kafir hingga kami dapat shalat di Baitul Haram.
Al-Mu’jam al-Kabir karya ath-Thabrani 9/165, Majma az-Zawaid karya al-Haitsami 9/62, at-Thabaqat al-Kubra karya Ibnu Sa’ad 3/270

>>> pelajaran dari imam nawawi <<<
Pada waktu itu, di Damaskus sedang populer buah apel. Banyak kebun di sana ditanami buah apel. Selain lezat, buah itu mencerminkan strata sosial menengah ke atas atau kalangan orang mampu, tetapi Imam Nawawi tidak pernah makan bu-ah tersebut. Ada seseorang bertanya kepadanya tentang hal itu, “Mengapa buah selezat ini tidak menarik hatimu?” Ternyata, pada waktu itu di Damaskus ada banyak sekali tanah wakaf. Akan tetapi tanah itu banyak yang hilang. Kebanyakan dari tanah itu ditanami buah apel. Imam Nawawi berkata, “Dari semua buah apel, hanya satu dari sepuluh ribu yang ditanam tidak memakai tanah wakaf,” sehingga Imam Nawawi pun enggan memakan hasil dari tanah wakaf yang hilang."
Di Damaskus, pada masa pemerintahan Raja Zahir Bebres, raja menghendaki sebuah fatwa dari para ulama agar dapat menghimpun dana dari rakyat untuk membeli senjata guna menghadapi serangan bangsa Tartar. Seluruh ulama memberikan fatwa tersebut, kecuali satu. Dialah Al-Imam An-Nawawi. Zahir Bebres geram. Dia memerintahkan utusannya untuk menjemput Imam Nawawi. Setelah Imam Nawawi sampai di Istana, ditanyalah dia oleh Raja Zahir Bebres, “Mengapa engkau tidak mau memberikan fatwa untuk mengumpulkan musuh islam?” Imam Nawawi menjawab, “Ketahuilah, dulu engkau hanyalah budak. Sekarang saya melihatmu memiliki banyak harta, pelayan, tanah dan perkebunan. Jika semua itu telah engkau jual untuk membeli senjata keperluan kaum muslimin, maka saya akan memberikan fatwa itu padamu.”

*re-post

You Might Also Like

1 comments

makasih ya udah baca :)
tambah makasih kalo mau kasih comment dibawah ini ^____^

Popular Posts

Featured post

Disclaimer

Sumber: di sini Saat kemarin membuka blog ini setelah 3 tahun 3 bulan 15 hari berlalu.. saya akhirnya mulai merapikan blog ini kembali ...

My Latest Vlog on Youtube

My latest post on instagram