Manusia yang Rendah Hati

Thursday, February 27, 2014


“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati (tawadhu’) dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. Al Furqaan: 63)

Diriwayatkan dari Iyadh bin Himar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam pernah bersabda,
"Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati HINGGA tidak seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain” (HR
Muslim no. 2865).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain,
melainkan Allah akan menambah kemuliaan
untuknya. Dan tidak ada orang yang tawadhu’ (merendahkan hati) karena Allah melainkan Allah akan Mengangkat Derajatnya” (HR. Muslim)

Tawadhu’ adalah rendah hati, tidak sombong.

Pengertian yang LEBIH DALAM adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih
dibandingkan hamba Allah yang lainnya.

Orang yang tawadhu’ adalah orang yg menyadari bahwa
semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Yang dengan pemahamannya
tersebut, maka TIDAK PERNAH terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih
baik dari orang lain, tidak menyombongkan
potensi dan prestasi yang sudah dicapainya.

Ia tetap rendah HATI dan selalu menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah. Tetap menjaga keikhlasan amal
ibadahnya hanya karena Allah.

Tawadhu ialah bersikap tenang, sederhana dan
SUNGGUH-SUNGGUH menjauhi perbuatan takabbur (sombong), ataupun pamer ingin diketahui orang
lain amal kebaikan kita.
RENDAH HATI berbeda
dengan RENDAH DIRI. Rendah diri adalah perasaan yang mengangap diri sendiri rendah, sedangkan rendah hati adalah sikap tidak menyombongkan diri atau melebihkan diri.

Orang yang rendah diri cenderung menganggap
dirinya diciptakan tidak sebaik orang lain.Mungkin Anda pernah mendengar orang berkata, “Saya ini hanya orang kecil pak…” Atau “Saya ini
hanya orang bodoh, tidak pantas rasanya saya berada di depan” Atau “Saya ini tidak gaul, kuper, jadi saya tidak pantas bergaul dengan mereka”.

Ya…itulah beberapa kata yang sering diucapkan oleh orang yang rendah diri.

Berbeda dengan orang yang rendah hati. Orang
yang rendah hati tidak akan menonjolkan
kemampuannya di atas orang lain. Hal terpenting bagi orang yang memiliki kerendahan hati adalah membuat orang lain senang dan merasa nyaman berada didekatnya.

Orang rendah hati juga
cenderung TIDAK MEMERLUKAN penghargaan orang
lain karena membuat orang lain senang dan
nyaman sudah cukup baginya.

Tawadhu merupakan salah satu bagian dari
akhlak mulia jadi sudah selayaknya kita sebagai
umat muslim bersikap tawadhu, karena tawadhu merupakan salah satu akhlak terpuji yang wajib
dimiliki oleh setiap umat islam.

Tanda orang yang tawadhu’ adalah disaat
seseorang semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawadhu’ dan kasih sayangnya. Dan semakin bertambah
amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan waspadanya.

Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah ketamakan nafsunya.

Setiap kali bertambah hartanya maka
bertambahlah kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama.

Dan setiap kali
bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka
semakin dekat pula dia dengan manusia dan
berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka.. Ini karena orang yang tawadhu menyadari akan segala nikmat yang didapatnya
adalah dari Allah SWT, untuk mengujinya apakah ia bersykur atau kufur.

Berbicara lebih jauh tentang tawadhu’,
sebenarnya tawadhu’ SANGAT DIPERLUKAN bagi siapa saja yang ingin menjaga amal shaleh atau amal
kebaikannya, agar tetap tulus ikhlas, murni dari tujuan selain Allah. Karena memang TIDAK MUDAH menjaga keikhlasan amal shaleh atau amal kebaikan kita agar tetap murni, bersih dari tujuan selain Allah.

Sungguh sulit menjaga agar segala amal shaleh dan amal kebaikan yang kita lakukan tetap bersih dari tujuan selain mengharapkan
ridha-Nya. Karena sangat banyak godaan yang datang, yang selalu berusaha mengotori amal
kebaikan kita. Apalagi disaat pujian dan ketenaran mulai datang menghampiri kita, maka terasa
semakin sulit bagi kita untuk tetap bisa menjaga kemurnian amal shaleh kita, tanpa terbesit adanya rasa bangga dihati kita.

Disinilah sangat
diperlukan tawadhu’ dengan menyadari
sepenuhnya, bahwa sesungguhnya segala amal shaleh, amal kebaikan yang mampu kita lakukan, semua itu adalah karena pertolongan dan atas ijin Allah SWT.

Tawadhu’ juga mutlak dimiliki bagi para
pendakwah yang sedang berjuang meninggikan
Kalimatullah di muka bumi ini, maka sifat
tawadhu’ mutlak diperlukan untuk kesuksesan misi dakwahnya. Karena bila tidak, maka disaat
seorang pendakwah mendapatkan pujian,
mendapatkan banyak jemaah, dikagumi orang dan ketenaran mulai menghampirinya, TANPA ketawadhu’an, maka seorang pendakwah pun
tidak akan luput dari berbangga diri atas
keberhasilannya.

copy paste dari : myislamicstudies.blogspot.com/2012/11/tawadhu-rendah-hati.html?m=1

You Might Also Like

0 comments

makasih ya udah baca :)
tambah makasih kalo mau kasih comment dibawah ini ^____^

Popular Posts

Featured post

Disclaimer

Sumber: di sini Saat kemarin membuka blog ini setelah 3 tahun 3 bulan 15 hari berlalu.. saya akhirnya mulai merapikan blog ini kembali ...

My Latest Vlog on Youtube

My latest post on instagram