Klise

Tuesday, May 28, 2013


Pagi tadi aku bertemu adik tingkatku.. 
Kami biasa bertemu pekanan sebenarnya.. 
Tapi terkadang kami juga biasa bertemu di lorong-lorong fakultas atau lorong-lorong sekretariat organisasi..

Selepas menyalaminya.. kutanyakan "gimana IYF??"

Adikku yang satu ini memang benar-benar 11-12 denganku kata orang. dia aktif di berbagai kegiatan luar dan dalam kampus.
Sejak tahun lalu lingkaran kami memang menjadi agak bertransformasi, tidak hanya membahas materi tarbiyah melainkan juga keilmuan.

Awalnya dia bilang nanti aku ceritain ka...
Tapi ga tau kenapa.. selang beberapa detik cerita dari bibirnya mengalir deras. penuh semangat.
Ada transfer emosi di sana.

Adikku bercerita bagaimana ia bisa mendapatkan banyak teman dan saudara baru di sana.
Matanya benar-benar terbuka.
Dia dipertemukan oleh pemuda-pemuda penuh semangat dari seluruh Indonesia dan dihadapkan pada posisi dimana ia harus melebur bersama semangat mereka.

Adikku terinspirasi.

Ia bertemu dengan mahasiswi yang telah merubah sampah bawang putih menjadi kerajinan sakura. hingga beberapa pekan ke depan ia diminta oleh pemerintah Jepang untuk pameran di sana. tidak hanya itu, ia juga mendapat suntikan dana lebih dari 40 juta dari dikti.

Ia bertemu dengan puluhan mahasiswa yang telah mendirikan desa binaan atau kampung binaan atau apapun semacam itu. yang dari situ, ia merasa tertampar. aku sudah melakukan apa?

Adikku terinspirasi.

Oleh seorang mahasiswa yang bisa memiliki keberanian untuk bertanya dan turut aktif di berbagai sesi IYF. 

Ia terinspirasi oleh kondisi dimana ia yang awalnya under estimate pada sosok yang aktif itu, lalu menjadi sadar bahwa sosok itu, dibalik keaktifannya, memang pantas menjadi the ambassador of IYF 2013. 

Dan di ujung pertemuan itu.. adikku berkata..

"kaka tau, semua panitia IYF rata-rata newbie ka.. mereka keren banget!"
----------------------------------

Itu POIN besar yang memang selalu didapat oleh seorang mahasiswa UNJ ketika menghadiri event luar kampus pada skala nasional ataupun Internasional.
Hal serupa pun terjadi padaku.
Berkali-kali menghadiri event nasional ataupun internasional lalu menyadari..
heii panitianya muda-muda banget yaa?? angkatan 2011-2012...

Intinya adalah..
Rata-rata mahasiswa UNJ tidak terbiasa dengan kondisi demikian.
Yang sering dihadapi di sini (kampus unj) adalah kondisi dimana rata-rata anak baru 2011 atau 2012 atau sebut saja mereka anak baru, biasanya hanya mengadakan event-event sederhana tingkat jurusan.
biasanya event tersebut kultural. jadi turun temurun sudah ada di jurusan tersebut.
Mereka biasanya terfokus untuk memberdayakan dan mengoptimalkan pelayanan kepada mahasiswa-mahasiswa di jurusan mereka.
Atau maksimalnya a.k.a mentok-mentoknya, pelayanan ke mahasiswa di fakultas mereka.
Walaupun tentunya banyak pula mahasiswa aktivis organisasi di jurusan atau fakultas mengadakan event-event skala nasional atau provinsi. pun jika skalanya sudah Internasional, biasanya peran mahasiswa hanya sebatas LO bukan PO atau pelaksana utamanya. sekedar supporting system dari pihak dosen.

Namun, apa yang membedakan?
Kebanyakan dari event tersebut bersifat ceremonial. seperti lomba, gebyar ini, expo itu. untuk memperingati beberapa momentum penting pada organisasi tersebut. yang juga sudah struktural mengakar di organisasi tersebut.

Mindset yang tercipta akhirnya berbeda.

Pernah lihat anak 2011 kampus lain mengadakan jakarta model united nations?
Atau ada panitia event Indonesian Youth Forum yang mayoritas angkatan 2011-2012?
Atau bahkan ada anak-anak baru masuk di kampus lain, yang sudah bisa membuat social movement dengan ribuan follower??

Itu sekedar contoh kecil dari banyaknya event lain di kampus yang di handle oleh anak muda baru masuk.
Ketika mereka sampai di kampus tersebut, ada mimpi-mimpi besar di kepala-kepala mereka yang disalurkan ke hal-hal besar.

Mereka bermimpi. sama seperti kita.

Tapi mereka sangat berani mewujudkan mimpi tersebut.
Mereka tak perlu menunggu sampai di masa amanah organisasi tingkat universitas baru bisa mengadakan event besar.
Mereka juga tak perlu menunggu menjadi angkatan tua untuk bisa membuat basis massa melalui event-event skala global.

Yang muda. yang bergerak.
Secara tidak langsung ketika kita mengikuti event-event luar kampus, kita jadi tersadar kembali.
Bahwa selama ini kita terlalu asik pada zona kita.
Sangat nyaman berada di UNJ.
Pusat kota. akses full services.
Tapi sayang, mindset kita masih skala kecil.
Seakan-akan belum bisa menunjukkan posisi tawar / bergainning position pada kampus lain akan keberadaan kampus kita.

Tertohok rasanya ketika tahu ESN (educators sharing network) justru di buat oleh SSE. yang jelas-jelas baru ada tahun 2009. UNJ?? yang tahun ini genap berusia 49 tahun justru mengabaikan begitu saja pentingnya pengadaan basis masa tersebut.

Mungkin venue kita belum memadai. begitu kata orang ketika UNJ ingin mengadakan event skala besar.

Tapi menurutku, bukan karena itu. toh kita ada di ibu kota yang apabila di dalam kampus ada kelemahannya, bahan substitusinya pasti bisa dicari segera.

Mungkin permasalahannya justru ada di kemalasan kita.
Malas untuk membuka akses  potensi kita untuk bisa mengkoordinir event besar.
Malas untuk berpikir lebih keras dari sebelumnya untuk bisa melompati jejak para pendahulunya
Malas untuk bergerak beyond the expectation karena "dari dulu kita adain ini.. kita ga pernah ngadain itu.."
Mainstream !!!

Atau justru karena kita memang tidak mau repot.
Sehingga... cukup sudahlah seperti ini..
Toh PR kita di kampus juga sudah banyak...

Mungkinkah itu jawabannya??
Klise.

You Might Also Like

0 comments

makasih ya udah baca :)
tambah makasih kalo mau kasih comment dibawah ini ^____^

Popular Posts

Featured post

Disclaimer

Sumber: di sini Saat kemarin membuka blog ini setelah 3 tahun 3 bulan 15 hari berlalu.. saya akhirnya mulai merapikan blog ini kembali ...

My Latest Vlog on Youtube

My latest post on instagram