“Jangan”

Friday, January 24, 2014

Jangan ada keributan gara-Gara Kata “Jangan”

by : bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)

1.       Beberapa hari ini banyak yg tanya saya (lebih tepatnya ajak diskusi) seputar kata “jangan” dalam ilmu parenting dan Alquran

2.       Sebagian ada yg mengatakan kata “jangan” sebaiknya dihindarkan diganti kata anjuran. Ini ajaran parenting

3.       Sebagian yg lain justru mempertentangkan dgn berdalih bahwa alquran justru banyak memuat kata jangan. Apakah quran salah?

4.       Ujung-ujungnya saling melabel. Seolah-olah ilmu parenting yg menolak kata “jangan” dianggap tidak islami, pro yahudi, dsb.

5.       Nah, ini yg saya khawatirkan. Pertentangan yg berujung kepada labeling. Jangan-jangan ini disengaja. Eh kok pake kata “jangan”? :D

6.       Bukannya sok bijak. Sebab orang sok bijak sok bayak pajak hehe.. Tapi bersikap ekstrim meskipun baik tidak sesuai sunnah nabi.

7.       Hakikatnya, islam ini agama pertengahan (ad diinul wasath). Maka tindakan menyalahkan ilmu yg bersumber dari barat tanpa dicari akarnya juga tak tepat

8.       Seolah-olah kalau parenting itu dari barat jelas-jelas salah. Langsung tertolak. Padahal kita sering makan dari barat semisal rendang dari sumatera barat #eh :D

9.       Ilmu parenting pada dasarnya bagian dari ilmu “keduniawian” dimana rasul mengatakan “kalian lebih tau urusan dunia kalian”. Artinya silahkan inovasi

10.   Tentu bukan berarti islam tak punya konsep dasar. Sama seperti ilmu kedokteran, parenting juga punya dasar ilmunya

11.   Tapi Islam tak menolak inovasi dalam bidang kedokteran sebab berprinsip “hukum asal muamalah adalah boleh kecuali ada dalil yg melarang”

12.   Maka, inovasi dalam kedokteran semisal operasi jantung, kemotherapi, dan cesar itu boleh kecuali yg jelas ada larangannya.

13.   Sama juga dgn ilmu parenting. Muncul banyak inovasi yg tak semuanya kita tolak kecuali dgn dalil yg tegas.

14.   Mengenai kata “jangan” itu sendiri tak perlu kita cari dalih. Hal ini memang ada dalam alquran. So what?

15.   Tentu sesuatu yg berada dlm alquran tak boleh diragukan. Ini wilayah iman (QS 2:2)

16.   Namun, sesuatu yg ada dalam alquran tentu harus dilihat prakteknya dalam keseharian nabi. Sebab beliau sejatinya ‘penerjemah’ terbaik maksud dari alquran

17.   Jika hanya berdasarkan quran tanpa lihat praktek nabi, hati-hati bisa terkecoh. Bisa-bisa malah aneh.

18.   Sholat, contohnya. Dalam quran perintahnya hanya rukuk dan sujud (qs 48 : 29). Jika tanpa melihat rasul, maka kita akan anggap sesat orang yg iktidal atau duduk tahiyat

19.   Begitu juga penggunaan kata “jangan” dalam quran. Kita harus dudukkan dalam konteks ilmu parenting yg dicontohkan Rasul

20.   Itu artinya, mari kita tengok sejarah bagaimana sikap rasul kepada anak-anak? Dan kita akan dapati beberapa perlakuan yg “beda”

21.   Sesuatu yg dilarang kepada orang dewasa ternyata dimaklumi bahkan dibolehkan kepada anak-anak

22.   JIka orang dewasa dilarang main patung atau boneka, ternyata anak-anak boleh. Aisyah contohnya

23.   Jika orang dewasa dilarang ngobrol atau bercanda dalam sholat. Maka khusus anak-anak semisal husein, main di punggung rasul bahkan dibiarkan

24.   Bayangkan, kalau yg main di punggung itu Umar. Mungkin sudah rasul marahin

25.   Bahkan ada seorang anak yg pipis di baju rasul, dibiarkan. Tak dilarang. Kalau itu sahabat? Mungkin udah dikeroyok sama yg lain

26.   Karena itu, melihat penggunaan kata “jangan” dalam alquran tak boleh sembarangan. Ada patokan dan standarnya

27.   Untuk anak kecil yg belum baligh tentu beda perlakuannya dengan orang dewasa

28.   Bahkan sesama orang dewasa saja masih ada perlakuan yg beda. Contohnya orang badui yg pipis di masjid nabawi dibiarkan, tak dilarang

29.   Kenapa? Karena orang badui itu tak tahu alias bodoh. Inilah hebatnya rasul. Bersikap berdasarkan konteks kejadian

30.   Jadi ayat tak dikeluarkan serampangan. Indah betul Islam ini jadinya

31.   Karena itu, sebagai panduan penggunaan kata jangan ada beberapa pembahasan yg lumayan panjang. Salah satu yg mau saya bahas disini yakni konteks usia

32.   Minimal ada 3 konteks usia penggunaan kata jangan sesuai sikap nabi : utk anak yg belum berakal, untuk anak yg sudah berakal dan utk remaja atau dewasa

33.   Untuk remaja atau dewasa rasul tak ragu untuk memberikan kata jangan jika memang membahayakan agama orang ini. Biasanya terkait akidah dan akhlak. Disini quran lebih banyak utk mereka

34.   Sementara utk anak, rasul sikapnya beda.Rasul bedakan yg sudah berakal mana yg belum.

35.   Caranya sesuai petunjuk rasul dlm urusan perintah sholat yaitu “jika sudah bisa bedakan kanan dan kiri”. Itu artinya sudah diajak berpikir

36.   Nah, untuk anak tipe ini (bisa bedakan kanan dan kiri) kata larangan atau “jangan” dibolehkan.

37.   Tapi lebih elok jika ditambah solusinya agar mereka tau apa yg harus dilakukan. Ingat mereka minim pengalaman

38.   Hal ini dialami oleh Rafi’ bin Amr Al Ghifari yg punya hobi melempar kurma. Rasul melarangnya namun kasih solusi.

39.   Solusinya adalah kalau mau makan kurma, yg jatuh di tanah, tak perlu dilempar. Indah kan?

40.   Sementara untuk anak yg belum bisa berpikir, rasul tak melarang. Lebih banyak memberi tahu sikap yg tepat. Bahkan cenderung membiarkan

41.   Yang dibiarkan rasul juga biasanya terkait dgn hal-hal yg berkaitan dgn eksplorasi skill.

42.   Rasul bahkan memotivasi anak yg lagi main panah di mesjid dgn ucapan “teruslah memanah. Sesungguhnya kakek moyangmu ismail seorang pemanah”

43.   Kalau anak sekarang main panah di masjid? Udah jadi rempeyek dihujat jamaah hehe

44.   Makanya, yg kedua yg harus dipahami selain konteks objeknya juga konteks apa yg dilarang

45.   Jika untuk eksplorasi skill hindari kata jangan. Agar anak termotivasi kembangkan potensi. Tapi untuk eksplorasi spiritual dan emosi silahkan pakai “jangan” dgn penjelasan

46.   Contoh penjelasan dlm quran “jangan ikuti langkah syetan, syetan itu musuh nyata bagimu”

47.   Lebih elok jika larangan ada penjelasan. Tentu ini pas bagi anak yg sudah berpikir.

48.   Kesimpulannya, gak perlu bersikap ekstrim. Parenting meski dari barat bisa jadi adalah hikmah kaum muslimin yg tercecer

49.   So, buanglah sampah pada tempatnya ups..maksudnya pakailah kata jangan pada konteksnya.

50.   Sekarang, silahkan cicipi jangan nya (alias sayur) :D Salam - bendri jaisyurrahman-

You Might Also Like

0 comments

makasih ya udah baca :)
tambah makasih kalo mau kasih comment dibawah ini ^____^

Popular Posts

Featured post

Disclaimer

Sumber: di sini Saat kemarin membuka blog ini setelah 3 tahun 3 bulan 15 hari berlalu.. saya akhirnya mulai merapikan blog ini kembali ...

My Latest Vlog on Youtube

My latest post on instagram